Biru dan Besar hingga terkenal di seluruh manca negara? , Danau Toba , Sumatera Utara - Indonesia



Danau Toba bak bagaikan surga...

Danau Toba tak terlepas dari sejarah letusan super dahsyat yang membentuk danau kaldera ini. Hal ini diungkap oleh Van Bemmelen, geolog asal Belanda dalam bukunya The Geology of Indonesia (1939) yang mengungkapkan hipotesisnya mengenai proses terbentuknya Danau Toba. Menurut Bemmelen, awalnya gunung api purba ini melakukan aktivitas vulkanik dan terjadi erupsi sangat dahsyat. Gabungan antara proses vulkanik dan tektonik pada letusan gunung api purba inilah yang menyebabkan amblesnya bagian tengah gunung, sehingga membentuk cekungan memanjang ke arah barat laut hingga tenggara.

Letusan tersebut juga menyebabkan terjungkitnya sebagian tanah dengan posisi miring ke arah barat daya yang membentuk Pulau Samosir. Pasca letusan dahsyat itu, Kaldera Toba tertutup bebatuan beku yang kemudian cair dan membentuk danau.

Berdasarkan penelitian, Gunung Api Purba Toba dahulunya merupakan gunung api supervolcano, yang dapat memuntahkan magma minimal 300 km3 saat meletus 74 ribu tahun lalu.

Saat letusan berlangsung setidaknya Gunung Api Purba Toba telah memuntahkan tidak kurang dari 2.800 km3 material vulkanik. Parahnya akibat letusan dahsyat tersebut populasi manusia di bumi menyusut hingga 60% dan diikuti terganggunya mata rantai makanan.

Bahkan letusan gunung api purba ini disebut-sebut sempat membuat spesies Homo Sapiens nyaris punah. Migrasi manusia modern juga terhenti, karena letusan membuat Homo Sapiens terisolasi di suatu tempat di Afrika.

Kini hasil letusan tersebut membentuk sebuah danau indah yang menjadi daya tarik wisata di Sumatera Utara dengan panjang 100 km dan lebar 30 km. Danau Toba, terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, merupakan danau vulkanik terbesar di dunia. Keindahannya yang megah tak terbantahkan, dengan air biru yang menggoda, dikelilingi oleh pegunungan hijau, dan pulau eksotis Samosir yang ada di tengahnya.





Lokasi danau terbesar di Indonesia ini berada di tujuh kabupaten yang mengelilingi kawasan wisata danau Toba yakni kabupaten Tobasa, kabupaten Samosir, kabupaten Semalungun, kabupaten Dairi, kabupaten Tapanuli Utara, kabupaten Karo, dan kabupaten Humbang Hasundutan.

jadi apabila kamu ke sumatera utara jangan lupa untuk berkunjung ke danau toba ya!!







Menyelusuri Keindahan Wisata "The Great Asia Afrika," Lembang


Hai sobat jenius! Kalian tau gak sih ada wisata terletak di ketinggian yang memukau di Lembang, "The Great Asia Afrika" menjadi destinasi wisata yang memadukan pesona alam dan hiburan modern. Inilah tempat di mana keindahan alam bergabung dengan kemewahan pengalaman, menciptakan momen tak terlupakan bagi pengunjung.

Pemandangan Gunung yang Menawan:
Ditempatkan di kaki gunung, "The Great Asia Afrika" memanjakan pengunjung dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Udara segar dan sejuk memberikan kesan damai, menjadi pelengkap sempurna untuk pelarian singkat dari hiruk-pikuk kehidupan perkotaan.

Taman Bunga yang Berwarna-warni:
Dikenal dengan taman bunga yang menakjubkan, tempat ini menjadi surganya pecinta alam. Berjalan-jalan di antara ribuan bunga berwarna yang berjejer rapi, pengunjung dibawa dalam keindahan alam yang dihiasi oleh keberagaman warna dan aroma bunga yang harum.

Pusat Hiburan Modern:
Tidak hanya menawarkan keindahan alam, "The Great Asia Afrika" juga menampilkan fasilitas hiburan modern. Taman bermain keluarga, wahana permainan yang menghibur, dan atraksi menarik memastikan bahwa pengunjung dari segala usia dapat menikmati pengalaman berbeda yang mengasyikkan.

Culinary Journey:
Perjalanan kuliner di "The Great Asia Afrika" tidak kalah menariknya. Berbagai warung dan kafe menyajikan hidangan lezat dari seluruh penjuru dunia, memanjakan lidah para pengunjung. Rasakan nikmatnya bersantap sambil menikmati pemandangan luar biasa di sekitar.

Sarana Penginapan yang Nyaman:
Bagi yang ingin menikmati "The Great Asia Afrika" lebih lama, tersedia pilihan penginapan yang nyaman. Hotel-hotel dan vila dengan desain yang unik menawarkan pengalaman menginap yang tak terlupakan.

"The Great Asia Afrika" di Lembang bukan hanya destinasi wisata biasa, tetapi sebuah perpaduan sempurna antara keindahan alam, hiburan modern, dan kenyamanan. Semua itu membuatnya menjadi tempat yang sangat dicari untuk melarikan diri sejenak dari kehidupan sehari-hari dan menemukan kedamaian dalam keelokan alam. 

Selamat mengeksplorasi pesona yang luar biasa di "The Great Asia Afrika" Sobat Jenius!

Mengungkap Pesona Alam yang Menawan yaitu Wisata Ranca Upas, Bandung




Tak jauh dari hiruk-pikuk kota Bandung, terhampar keindahan alam yang menakjubkan di Ranca Upas. Sebuah destinasi wisata yang mengundang pengunjung untuk menikmati keaslian alam sambil meresapi kedamaian yang disajikan oleh hijaunya pepohonan dan kehidupan liar yang berkeliaran.


suasana Hutan Pinus yang Menyegarkan:
Merupakan surga bagi pecinta alam, Ranca Upas dikenal dengan hutan pinusnya yang memukau. Pepohonan yang menjulang tinggi menciptakan suasana yang sejuk dan menyegarkan. Beberapa area piknik yang tersebar di tengah hutan menjadi tempat ideal untuk bersantai sambil menikmati udara segar.

Kemah di Bawah Langit Malam:
Bagi yang mencari petualangan lebih mendalam, Ranca Upas menawarkan area perkemahan yang luas. Dengan membawa tenda, pengunjung dapat menghabiskan malam di bawah langit yang penuh bintang, menciptakan momen kebersamaan yang tak terlupakan di tengah alam yang tenang.


Satwa Liar yang Menyapa:
Ranca Upas juga dikenal sebagai tempat konservasi satwa liar. Pengunjung berkesempatan untuk bertemu langsung dengan rusa-rusa yang berjalan bebas di area ini. Pengalaman unik ini menjadikan perjalanan ke Ranca Upas semakin istimewa, terutama bagi keluarga dengan anak-anak kecil.

Jelajahi Alam dengan Berkuda:
Untuk mereka yang ingin menjelajahi lebih dalam, Ranca Upas menawarkan pengalaman berkuda. Sambil menyusuri jalur setapak yang menarik, pengunjung dapat merasakan keindahan alam sekaligus menikmati momen petualangan yang mengasyikkan.

Bagi yang mencari ketenangan, tempat ini menjadi pelarian yang sempurna dari kegaduhan kota. Sementara bagi pencinta petualangan, pengalaman berkemah dan berjalan-jalan di tengah keindahan alam Ranca Upas menawarkan momen yang tak terlupakan.

Sebelum mengakhiri perjalanan ini, sobat jenius jangan lupa merasakan kelezatan kuliner lokal di warung tradisional dan membawa pulang oleh-oleh khas tempat ini ya. Semoga artikel ini telah membuka jendela ke keindahan Ranca Upas dan menginspirasi perjalanan Anda ke destinasi alam yang memikat di tengah gemerlap Bandung. 

Selamat menjelajahi dan merasakan pesona yang memikat dari Ranca Upas guys!

Jejak Sejarah yang Menawarkan Pengalaman Wisata Unik di Jalan Asia Afrika - Bandung


Hai sobat jenius kalian tau gak sih ada wisata di Bandung yang kaya akan sejarah dan keindahan alam, menjadi tujuan wisata yang menarik di Indonesia. Salah satu tempat yang mencuri perhatian adalah Jalan Asia Afrika, sebuah kawasan yang menyimpan jejak sejarah penting dan menawarkan pengalaman wisata yang unik...

Jalan Asia Afrika menjadi saksi bisu Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955, yang melibatkan pemimpin-pemimpin dunia dari 29 negara. Hotel Savoy Homann, yang berdiri megah di sepanjang jalan ini, menjadi tempat utama konferensi, Wisatawan dapat menjelajahi ruangan konferensi yang masih terawat dengan baik dan melihat artefak sejarah yang menggambarkan momen-momen penting.


Kehidupan Malam yang Bergerak Ketika matahari terbenam, Jalan Asia Afrika berubah menjadi pusat kehidupan malam yang berdenyut. Restoran, kafe, dan bar menawarkan berbagai kuliner lokal dan internasional. Wisatawan dapat menikmati hidangan lezat sambil menikmati pemandangan gemerlap kota Bandung.

Belanja dan Kuliner Jalan Asia Afrika juga terkenal dengan toko-toko suvenirnya yang menyediakan barang-barang unik yang mencerminkan seni dan budaya lokal. Para pengunjung dapat membeli oleh-oleh khas Bandung dan mengeksplorasi beragam warung makan yang menyajikan hidangan tradisional dan modern.


Ada juga Taman Balai Kota yang Tidak jauh dari Jalan Asia Afrika yang hijau dan asri. Tempat ini menjadi tempat favorit untuk bersantai, berpiknik, atau sekadar menikmati keindahan alam di tengah kota. Taman ini juga sering menjadi lokasi acara budaya dan seni yang menarik.

Festival dan Acara Budaya Kawasan Asia Afrika sering menjadi tuan rumah festival dan acara budaya yang menarik wisatawan dari berbagai penjuru. Mulai dari festival musik hingga pameran seni, setiap kunjungan ke Asia Afrika dapat menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Bagi para pencinta sejarah, pecinta kuliner, atau mereka yang hanya ingin menikmati atmosfer kota yang hidup, Jalan Asia Afrika di Bandung menawarkan gabungan yang sempurna antara warisan sejarah, kehidupan malam yang berwarna, dan keindahan alam yang menyejukkan. Sebuah destinasi yang patut dipertimbangkan untuk menjelajahi kekayaan kultural Indonesia. 

Sebuah kunjungan ke Asia Afrika bukan hanya tentang melihat, tetapi juga merasakan denyut nadi kota Bandung yang penuh kehidupan. Dengan festival dan acara budaya yang menghiasi kalender, setiap waktu menjadi peluang untuk merayakan kekayaan kultural Indonesia.


Sebagai penghormatan terhadap warisan dan pesona kota ini, mari bersama-sama menikmati keindahan Jalan Asia Afrika, tempat yang mengajak kita untuk menggali sejarah, mengeksplorasi keanekaragaman, dan merayakan kehidupan di setiap sudutnya. Selamat menjelajahi keajaiban Bandung yang terkandung di setiap detik di Jalan Asia Afrika.

Pesona Tari Kecak yang tidak boleh terlewati , Bali Indonesia



Kamuharustahu.id-Bersiaplah untuk terpesona oleh pertunjukan tari Kecak yang menakjubkan, penampilan menawan dari tarian Kecak tradisional Bali. Dengan latar belakang Pura Uluwatu yang megah, tarian sakral kuno ini menghidupkan kisah epik Hindu yang terkenal, Ramayana. Saat matahari mulai terbenam, nyanyian ritmis para pemain, yang dikenal sebagai "kecak" memenuhi langit, menciptakan suasana dunia lain. Para penari Bali, mengenakan kostum yang semarak, dengan terampil menggambarkan karakter cerita Ramayana, dengan Pangeran Rama menjadi pusat perhatiannya. Tari Kecak tradisional terkenal karena penggambarannya yang unik tentang Raja Kera dan pertunjukan tarian api yang mendebarkan, ketika para penari berjalan melewati bara api tanpa cedera, melambangkan perlindungan ilahi.

Menyaksikan tarian ritual tradisional Bali adalah pengalaman budaya yang membawa kamu mendalami pusat budaya dan mitologi. Energi yang intens dan gerakan sinkron dari para pemain, ditambah penceritaan dramatis, akan memikat penonton dari segala usia. Tarian sakral terhubung dengan kepercayaan Bali dalam kekuatan spiritual tarian "sanghyang", ketika para pemain memasuki keadaan seperti trans, menyalurkan energi ilahi.

Pulau dewata Bali sangat identik dengan budaya dan tradisinya. Dibalik semua keunikannya itu, ada satu kesenian Bali yang sudah lama menjadi magnet untuk menarik turis mancanegara. Kesenian tersebut adalah tari kecak. Sebuah seni pertunjukan yang melibatkan banyak orang di setiap pementasannya.




Tari kecak termasuk jenis tari yang sering ditampilkan dalam beberapa acara besar di Bali. Keunikan tari kecak terletak pada iramanya, serta para penari yang membentuk sebuah lingkaran seraya berseru “cak cak ke cak cak ke”. Selama pertunjukan, penonton akan disuguhkan beberapa adegan dari kisah-kisah Ramayana. 


Tari kecak sebenarnya bukan sebuah tarian kuno yang ada pada masa kerajaan. Tari kecak adalah sebuah kesenian sendratari (seni drama) yang terinspirasi dari ritual Sang Hyang.

Tari kecak dikenal juga dengan nama Fire Dance atau tarian api. Tarian ini menjadi atraksi yang sangat dinanti oleh para wisatawan yang sedang berkunjung ke Bali.

Tari kecak biasanya dibawakan oleh 50-60 orang penari pria bertelanjang dada. Mereka duduk melingkar di sebuah arena atau panggung yang di tengahnya terdapat beberapa obor. Memakai sarung kotak-kotak khas Bali (kain poleng), para penari dengan syahdunya akan berteriak “cak” sembari mengangkat kedua tangannya.

Maka jangan heran apabila banyak turis menjadikan pertunjukkan ini wajib di lihat ketika berlibur di bali.

Segar dan Menarik 'Es Pisang Ijo' Minuman manis khas Makassar , Sulawesi Selatan







Kamuharustahu.id-Es pisang ijo adalah kudapan khas dari Makassar, Sulawesi Selatan. Hidangan ini diolah dari buah pisang raja, ambon, atau kepok yang sudah matang. Pisang dibalut dengan adonan tepung beras bercampur santan dan air daun pandan yang memberi warna hijau dan aroma pandan. Lalu, diberi tambahan tepung terigu rebus yang kenyal atau bubur sum-sum, disiram dengan sirop warna merah khas makassar dan lelehan susu kental, Es Pisang Ijo setumpuk es serut atau bongkahan-bongkahan kecil es akan melengkapi penyajiannya. Minuman yang mengenyangkan ini disajikan di mangkuk atau piring yang agak ceper. Biasanya ditemani makanan ringan seperti jalangkote (mirip pastel) dan lumpia. Sajiannya memang sederhana, tetapi terasa nikmat sebagai pelepas dahaga.

Tak sulit untuk membuat es pisang ijo. Bahan-bahannya mudah diperoleh dari warung-warung sekitar rumah. Yang sulit adalah melacak jejak sejarah dan filosofis kudapan ini. Catatan utuh dan fragmen tentangnya hampir tak ada di naskah dan lontara kuno Sulawesi Selatan. Hanya nama pisang yang beberapa kali muncul dalam sumber sejarah tradisional itu. Meski sulit memastikan kapan dan bagaimana es pisang ijo dibuat dan mulai dinikmati, orang tetap bisa menyelisik tiap bahan pembuatannya. Dalam sesuap sendok es pisang ijo, ada kisah yang jalin-menjalin. Sebab, semua ada sejarahnya. Bahan utama untuk membuat es pisang ijo adalah pisang. Es Pisang Ijo memiliki beberapa keunikan yang membuatnya berbeda dari hidangan es lainnya. Salah satunya adalah tekstur adonan tepung yang kenyal dan lembut yang membungkus bola-bola pisang. Selain itu, aroma pandan dan warna hijau alami dari daun pandan memberikan kesan segar dan alami pada hidangan ini.


berikut resep yang bisa kamu buat di rumah lho!





Bahan :

- Pisang raja 9 buah

- Tepung terigu 100 gram 

- Tepung beras 100 gram

- Tepung sagu 25 gram

- Santan 300 ml (130 ml santan instan + 170 ml air)

- Air pandan 300 ml (air + pasta pandan)

- Gula 50 gram

- Garam 1/2 sendok teh

 

Bahan Saus:

- Santan 450 ml (130 ml santan + air)

- Tepung beras 40 gram

- Gula 1 sendok makan

- Garam 1/2 sendok teh

 

 

Cara Membuat Pisang Ijo:


1. Kukus pisang dengan kulitnya, sampai matang. Sisihkan, kupas setelah dingin.

2. Masukkan semua tepung, tambahkan gula, garam, aduk rata.

3. Tuang santan dan air pandan kedalam adonan tepung, aduk rata dan saring adonan.

3. Masak adonan menggunakan api kecil sampai membentuk adonan. Sisihkan, tunggu hangat.

4. Ambil selembar plastik, olesi dengan sedikit minyak, ambil adonan secukupnya pipihkan, letakkan pisang di atasnya, kemudian gulung sampai menutupi permukaan pisang, lakukan sampai habis.

5. Kukus pisang ijo selama kurang lebih 15 menit.

 

Cara Membuat Saus:

- Campur semua bahan, masak menggunakan api kecil sampai mengental.

 

Untuk Pelengkap:

Potong pisang sesuai selera, letakkan di mangkuk, tambahkan bubur sumsum, es batu, susu kental manis, dan sirup cocopandan.


Yuk Lihat Jembatan Ampera Palembang ,Indonesia




Jembatan Ampera

 jembatan ampera adalah Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gementee Palembang, tahun 1906. Saat jabatan Wali kota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi.[4]

Pada masa kemerdekaan, gagasan itu kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan waktu itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk nama Sungai Musi yang dilintasinya, pada sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. Usulan ini sebetulnya tergolong nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal hanya sekitar Rp 30.000,00. Pada tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang terdiri atas Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A.Bastari Pendampingnya, Wali kota Palembang, M. Ali Amin, dan Indra Caya. Tim ini melakukan pendekatan kepada Bung Karno agar mendukung rencana itu.

Usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang, yang didukung penuh oleh Kodam IV/Sriwijaya ini kemudian membuahkan hasil. Bung Karno kemudian menyetujui usulan pembangunan itu. Karena jembatan ini rencananya dibangun dengan masing-masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir, yang berarti posisinya di pusat kota, Bung Karno kemudian mengajukan syarat. Yaitu, penempatan boulevard atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu. Dilakukanlah penunjukan perusahaan pelaksana pembangunan, dengan penandatanganan kontrak pada 14 Desember 1961, dengan biaya sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp 200,00).

Pembangunan Jembatan Ampera dipusatkan di wilayah hilir yang merupakan kawasan pusat kota, terutama kawasan 16 Ilir. Sewaktu pembangunan Jembatan Ampera, banyak sekali bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang dibongkar, salah satunya pusat perbelanjaan terbesar Matahari atau Dezon, Kantor listrik (OGEM), dan Bank ESCOMPTO. Bangunan peninggalan Belanda yang tidak dibongkar hanya menara air atau waterledingyang sekarang digunakan sebagai Kantor Wali Kota. Di bagian hulu, banyak perumahan penduduk yang juga ikut dibongkar.

Pembangunan jembatan ini dimulai pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perang jepang Bukan hanya biaya, jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut.

Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi.


Pemandangan dari menara (tower) Jembatan Ampera.

Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia Tenggara Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat)

Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.



Luti Gendang Roti Goreng Khas Kepulauan Riau

Kamuharustahu.id-Kota Batam merupakan salah satu kota di Kepulauan Riau yang terkenal dengan murahnya harga barang-barang elektronik, pakaian, hingga makanan. Biasanya kota Batam populer dengan sebutan kota black market karena lokasinya yang bertetangga dengan negara tetangga yaitu Singapura. Ada sebuah makanan khasnya yang bernama luti gendang.

Alhasil, banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke kota ini untuk sekadar berwisata, belanja barang-barang murah, hingga berkuliner khas Batam yang tak kalah menarik untuk dijajal oleh para wisatawan. Salah satu kuliner favorit adalah Luti Gendang. 

Saat pertama kali mendengar nama makanan ini, mungkin terdengar unik di telinga. Namun, ternyata makanan ini sebenarnya mempunyai nama asli roti gendang. Luti gendang aslinya berasal dari Anambas, Kepulauan Riau, tetapi lebih populer sebagai makanan khas Batam dan sekitarnya.

Pada awalnya, masyarakat etnis Tionghoa yang mendiami pulau Anambas sulit untuk melafalkan kata ‘roti’ menjadi ‘luti’. Kata ‘gendang’ sendiri berasal dari kata ‘rendang’ dalam bahasa Tarempa yang artinya ‘digoreng’. Oleh sebab itu, saat ini, roti gendang dikenal dengan sebutan luti gendang.


Roti ini terbuat dari tepung terigu, susu, telur, mentega, gula pasir, dan memiliki isian abon ikan tuna yang dibumbui dengan bawang, cabai serta rempah-rempah khas Melayu. Roti dibentuk bulat lonjong untuk menambah ciri khasnya bersama dengan cita rasa gurihnya yang sedap.

Luti gendang lalu dimasak dengan cara digoreng. Kemudian, biasanya luti gendang disajikan bersama dengan secangkir kopi atau teh panas saat sarapan di pagi hari maupun segelas es teh tarik di sore hari. Tekstur rotinya yang renyah, tetapi lembut di dalam membuat luti gendang menjadi camilan favorit masyarakat. 


Makanan ini dapat dengan mudah ditemukan di pasar tradisional, kedai kopi, atau pusat oleh-oleh. Harga luti gendang dibanderol hanya sekitar Rp3.500-Rp4.000 per bijinya. Tentunya harga ini sebanding dengan kelezatan rasa serta isinya yang padat. Bagi kalian yang ingin mencicipi luti gendang bisa berkunjung langsung ke kota Batam atau ke daerah lainnya yang ada di Kepulauan Riau.

Otak-otak Buah Tangan Yang Wajib Di Borong Saat Berkunjung Ke Tanjung Pinang !

Kamuharustahu.id-Batam, Otak-otak merupakan kuliner olahan ikan yang ada di berbagai sudut nusantara. Kepulauan Riau juga memiliki sajian otak-otak yang cukup unik dan berbeda dari otak-otak khas daerah lain.

Di Indonesia, terdapat berbagai macam/jenis otak-otak yang berasal dari berbagai daerah. Di Palembang, otak-otak dimakan dengan “cuko” (saus cuka pedas asam manis khas Palembang), sementara di Kepulauan Bangka Belitung, saus “cuko” yang digunakan sedikit berbeda, yaitu terbuat dari campuran cuka, terasi, dan tauco. Sementara itu, di Jakarta dan Makassar, otak-otak dinikmati dengan bumbu kacang pedas.

Olahan ikan pada otak-otak berpadu sempurna dengan aneka rempah yang dihaluskan. Selain di Indonesia, otak-otak juga bisa ditemui di Singapura. Otak-otak khas Kepulauan Riau memiliki kemiripan dengan otak-otak yang ada di Singapura dan Malaysia. 

Berbeda dengan otak-otak dari daerah lain di Indonesia yang berwarna putih pucat, otak-otak di Kepulauan Riau berwarna merah bata atau jingga kemerahan. Hal itu karena adonan otak-otak khas Kepulauan Riau menggunakan bumbu campuran cabai, bawang, kunyit, dan serai. Tak hanya menggunakan bahan dari daging ikan, otak-otak di Kepulauan Riau juga ada yang menggunakan bahan dari daging kepiting, udang, dan sotong.


Perbedaan lain otak-otak khas Kepulauan Riau dan otak-otak lainnya juga terletak pada pemilihan jenis daun yang digunakan sebagai pembungkus. Jika biasanya otak-otak dibungkus dengan daun pisang, masyarakat Kepulauan Riau memilih menggunakan daun kelapa atau nipah sebagai pembungkus.



Adonan yang dibungkus daun kelapa itu kemudian dibakar atau dipanggang di atas arang. Hal ini membuat otak-otak di Kepulauan Riau lebih kering, pedas, dan memiliki aroma ikan asap yang lebih khas.

Sementara itu, daerah lain biasanya mengolah otak-otak dengan cara dikukus atau dipanggang. Makanan yang dapat disantap sebagai lauk dan kudapan ini dipercaya sebagai perpaduan antara hidangan Melayu dan Peranakan (Tionghoa).

Keunikan otak-otak khas Kepulauan Riau ini sulit ditemukan di wilayah lain di Indonesia. Sebut saja masyarakat Palembang yang menyantap otak-otak dengan cuko atau saus cuka pedas asam manis khas Palembang.

Lain lagi di Kepulauan Bangka Belitung, yang membuat saus cuko dari campuran cuka, terasi, dan tauco. Sementara di Jakarta dan Makassar, otak-otak dinikmati dengan bumbu kacang pedas.

Festival Pacu Jalur Riau





Hallo Sobat Jenius, Pacu Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi (Kuansing) yang hingga sekarang masih ada dan berkembang di Propinsi Riau. Lomba dayung ini menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan yang oleh masyarakat sekitar juga sering disebut jalur.Pacu Jalur merupakan tradisi budaya turun-temurun yang diwariskan lebih dari 100 tahun oleh nenek moyang masyarakat Kuansing. Pada abad ke-17, Pada masa penjajahan Belanda pacu jalur diadakan untuk memeriahkan perayaan adat, kenduri rakyat dan untuk memperingati hari kelahiran ratu Belanda wihelmina yang jatuh pada tanggal 31 Agustus. Kegiatan pacu jalur pada zaman Belanda di mulai pada tanggal 31 agustus s/d 1 atau 2 september. Perayaan pacu jalur tersebut dilombakan selama 2-3 hari, tergantung pada jumlah jalur yang ikut pacu.Pacu jalur hanya digunakan sebagai alat transportasi bagi masyarakat yang tinggal sepanjang aliran Sungai Kuantan. Seiring berjalannya waktu, jalur-jalur yang digunakan sebagai alat transportasi tersebut semakin berkembang. Baik itu muncul jalur yang dihias dengan ukiran indah dan khas, dilengkapi payu, selendang, tiang tengah (gulang-gulang), serta lambai-lambai (tempat khusus bagi juru mudi berdiri). 

Makna Tarian Pacu Jalur 

Faktanya, tradisi turun-temurun ini memiliki makna dan filosofi yang sangat mendalam. Baik itu dari segi pembuatan perahu, hingga makna di setiap gerakan sang penari saat Pacu Jalur. Ditambah lagi, pembuatan jalur tidak dilakukan sembarangan. Sebelum mengambil kayu besar, seluruh masyarakat harus melakukan ritual terlebih dahulu. Tujuannya untuk menghormati dan meminta izin kepada hutan belantara saat mengambil kayu yang besar. 

Satu jalur bisa menampung 50-60 orang (anak pacu), dan setiap orang di perahu memiliki tugas masing-masing. Baik itu Tukang Concang (komandan atau pemberi aba-aba), Tukang Pinggang (juru mudi), dan Tukang Onjai (pemberi irama dengan cara menggoyang-goyangkan badan), dan terakhir adalah Tukang Tari atau Anak Coki yang berada di posisi paling depan. 

Menariknya, posisi Tukang Tari hampir selalu diisi oleh anak-anak. Alasannya karena anak-anak memiliki berat badan yang tergolong ringan. Dengan begitu, perahu tetap bisa melaju dengan lincah. Uniknya, gerakan yang dilakukan Anak Coki memiliki makna tersendiri. Anak Coki menari di depan jalur kalau perahu yang dikendarainya unggul. Kalau sudah sampai garis finish, Anak Coki akan langsung sujud syukur di ujung perahu.




Epok-Epok Ana ! Jajanan Viral Di Batam

 Batam - Puff kari adalah camilan asal Asia Tenggara. Ini adalah pai kecil yang terdiri dari kari dengan ayam dan kentang dalam kulit kue yang digoreng atau dipanggang. Konsistensi kari cukup kental untuk mencegahnya keluar dari camilan. 

Epok-Epok Ana

yang berlokasi di Bengkong Laut, Batam

Epok-Epok disini ada 3 varian isiannya loh 

- Kentang 

- Kentang Sarden

- Kentang
Telur

kalo mimin sih sukanya yang kentang ya karna rasanya agak pedas dan mimin suka banget kalau pedas

Sumber : https://lh3.googleusercontent.com/p/AF1QipPWYn4CRt5phy5-vN48qzythQ7_5S0-d5f7H8Qw=s1360-w1360-h1020

Disini selalu rame, jadi kalau kalian mau coba kalian harus datang cepat yaa!

 

Sumber : https://lh3.googleusercontent.com/p/AF1QipPWYn4CRt5phy5-vN48qzythQ7_5S0-d5f7H8Qw=s1360-w1360-h102

Sumber: https://lh3.googleusercontent.com/p/AF1QipOsQYy85VrCJ1dn2913mJ25yj0B6dfcENMpiEiB=s1360-w1360-h1020

Yuk cobain!!

Harganya mulai Rp. 1000 ajalo, murah banget kan.







 

 

Candi Budha Tertua di Pulau Sumatera Candi Muara Takus di Riau


Hai Sobat Jenius kalian tau gak sih kalau di Riau ada situs candi Budha dari masa Kerajaan Sriwijaya yaitu Candi Muara Takus yang terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau. Di dalam kompleks candi ini, terdapat beberapa bangunan yang disebut dengan Candi Sulung, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan Palangka. 


Untuk berkunjung ke sana kalian hanya perlu membayar tiket 10k/orang dan tiket parkir motor 5k mobil 10k ya dan Waktu terbaik berkunjung ke candi muara takus di pagi hari atau di sore hari karena cuaca di Riau cukup panas dan membuat kulit terbakar, tapi Kalian bisa berteduh di area parkir karena banyak pohon besar nya dan tidak perlu khawatir lapar karena di sana  banyak yang berjualan makanan untuk rasa dan harga nya tidak membuat kantong jebol

Sobat Jenius mari kita sedikit membahas tentang sejarah Candi Muara Takus yang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Sriwijaya, yakni antara abad ke-4 hingga 11 M. Candi ini merupakan Candi Budha tertua di Indonesia yang ditemukan di Sumatera loh. Hal ini dibuktikan pada bentuk stupa yang merupakan lambang dari Budha Gautama. 

Pada bangunan candi ini juga terdapat Yoni dan Lingga sebagai simbol dari jenis kelamin dan juga ada kemiripan arsitekturnya dengan candi-candi yang berada di Myanmar. Hal itu karena Candi Muara Takus merupakan perpaduan antara Budha dan Syiwa. 

Muara Takus memiliki makna sebuah kuil atau candi tua yang besar dan berada di muara sungai. Apabila dilihat dari bantuk dan struktur Candi Muara Takus yang berupa stupa, candi ini diperkirakan digunakan sebagai tempat peribadatan dan ritual dari umat Budha saat itu, terutama Budha Mahayana. 


Bagian-bagian Candi, Candi Mahligai merupakan stupa Candi dan saat ini kondisinya paling utuh di antara lainnya. Stupa Mahligai terdapat tiga bagian, yaitu bagian atap, badan dan kaki. Candi ini berbentuk persegi panjang. Candi Mahligai berbentuk seperti menara yang mirip dengan yoni. 


Candi Sulung atau Candi Tua dibagi dalam tiga bagian, yaitu atap, badan dan kaki candi. Pada bagian kaki dibagi lagi menjadi dua, Pada bagian timur Candi terdapat tangga Candi Tua berbentuk lingkaran dengan pondasi persegi panjang. Candi Tua dibangun dengan menggunakan batu pasir dan batu bata cetakan. 


Candi Palangka terletak di sebelah timur Candi Mahligai. Candi ini menghadap ke utara, dengan ditandai pintu masuk pada bagian utara candi. Candi yang sepenuhnya dibangun dari batu bata ini diperkirakan dipakai sebagai Altar.

Candi Bungsu terbuat dari batu bata merah Bagian atas candi ini berbentuk persegi, dan pada bagian timur terdapat tangga yang terbuat dari batu putih, serta ada beberapa stupa yang berukuran kecil. Segitu dulu ya Sobat Jenius cerita tentang Candi muara takus tetap lestarikan dan jangan lupakan sejarah yang ada di sekitar kita ya sobat.

Belum ke Batam Kalau Belum mengunjungi Ikonik Batam - Barelang bridge

Hai Sobat Jenius Kamu yang sedang berada di Batam atau akan berkunjung ke Batam, nih mimin kasih tahu lokasi wisata yang wajib banget kamu kunjungi adalah Jembatan Barelang.  Karena jembatan barlang merupakan ikoniknya kota Batam.

Bahkan ada satu pepatah yang berkembang di tengah masyarakat Batam yaitu 'Belum bisa dikatakan pernah ke Batam jika belum mengunjungi Jembatan Barelang'.

Nama Barelang pada jembatan ikonik itu sendiri merupakan singkatan dari Batam, Rempang dan Galang.  Ada enam jembatan yang menghubungkan Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru.

Kalian tidak tahu kalau jembatan barlang merupakan jembatan terpanjang ke-3 se-indonesia loh yaitu 2.262 m, yang memakan waktu pembangunan selama enam tahun dari tahun 1992~1998. 

Sumber   https://www.instagram.com/p/BuSI_DmFbOo/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Waktu yang tepat untuk berkunjung ke jembatan barlang di pagi hari karena udaranya masih sejuk agar tidak terbakar sinar matahari, atau di sore hari sambil menikmati matahari terbenam yang indah dan dimanjakan oleh semilir angin sore. 

Pengunjung bisa berfoto dengan latar belakang Jembatan Barelang dan pantai.  Area foto yang berada di tempat tinggi ini cukup aman, karena sudah dilengkapi dengan pagar pembatas.  Bahkan pengunjung juga bisa berfoto di depan tugu yang bertuliskan 'Jembatan Barelang'.

Sumber   https://www.instagram.com/p/B34BUxOharm/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Terdapat banyak pedagang yang menjual makanan kecil secara berkeliling.  Kamu bisa menikmati cemilan peyek udang, rujak buah lokal, berbagai macam sate seafood, manisan, dan lainnya.

Di sekitar jembatan juga terdapat banyak restoran pinggir laut yang menyediakan menu seafood dan jangan lupa cobain jagung bakar manis pedasnya yang rasanya gak kalah deh sama yang pernah kalian makan sebelumnya. 

Setelah mengetahui lokasi wisata ini, jangan lupa berkunjung ya.

Yang perlu di ingat kalau ke jembatan barelang jangan parkir di atas jembatan ya, karena ada tanda di larang parkir di sepanjang jembatan dan juga sudah di sediakan tempat untuk parkirnya ya.

Selamat berkunjung sobat jenius…